Chapter 14
Operational amplifier (op-amp) merupakan salah satu komponen aktif yang sangat penting dalam dunia elektronika analog. Kemampuannya untuk memperkuat sinyal dengan kecepatan tinggi dan konfigurasi rangkaiannya yang fleksibel menjadikan op-amp digunakan secara luas dalam berbagai aplikasi seperti penguat sinyal, filter, regulator tegangan, hingga pembangkit sinyal (osilator). Dua konsep dasar yang sangat berperan dalam kinerja dan aplikasi op-amp adalah umpan balik (feedback) dan rangkaian osilator (oscillator circuits).
Konsep umpan balik, baik negatif maupun positif, memegang peranan penting dalam menentukan karakteristik kerja op-amp. Umpan balik negatif, misalnya, sering digunakan untuk mengontrol gain dan meningkatkan stabilitas rangkaian, sedangkan umpan balik positif digunakan dalam aplikasi seperti komparator dan osilator. Sementara itu, rangkaian osilator merupakan sistem yang menghasilkan sinyal gelombang periodik (seperti sinus, segitiga, atau persegi) tanpa memerlukan input eksternal berkelanjutan, dan biasanya dibangun dengan memanfaatkan sifat-sifat umpan balik positif dari op-amp.
Memahami prinsip dasar operasi op-amp dan karakteristik ideal maupun riil dari sebuah penguat operasional.
Menjelaskan konsep umpan balik (feedback) pada op-amp, termasuk perbedaan antara umpan balik negatif dan positif.
Menganalisis dan merancang rangkaian op-amp dengan umpan balik negatif, seperti penguat inverting, non-inverting, integrator, dan diferensiator.
Memahami prinsip kerja rangkaian osilator berbasis op-amp, seperti astable multivibrator, osilator Wien Bridge, dan osilator fase geser.
Menerapkan teori op-amp dalam praktik perancangan rangkaian osilator untuk menghasilkan sinyal gelombang tertentu.
Mengevaluasi stabilitas dan performa rangkaian op-amp feedback dan osilator melalui simulasi atau eksperimen langsung.
Mengembangkan keterampilan problem solving dalam elektronika analog, terutama dalam penggunaan op-amp untuk aplikasi sinyal aktif.
1. LM741 (penguat op-amp)

Op-amp adalah komponen analog yang memperkuat selisih tegangan antara input inverting (−) dan non-inverting (+). Op-amp ideal memiliki gain tak hingga, impedansi input sangat tinggi, dan impedansi output sangat rendah. Digunakan dalam konfigurasi seperti inverting, non-inverting, integrator, dan diferensiator untuk pemrosesan sinyal analog.
2. Resistor

Resistor adalah komponen elektronik pasif yang berfungsi menghambat aliran arus listrik dalam suatu rangkaian. Salah satu fungsi utamanya adalah membatasi arus agar tidak melebihi batas yang dapat diterima oleh komponen lain, sehingga mencegah kerusakan.
3. Kapasitor

Kapasitor adalah komponen elektronik yang berfungsi menyimpan muatan listrik dan sering digunakan dalam berbagai rangkaian untuk menyaring noise, menghubungkan sinyal antar tahap (coupling), serta menentukan waktu dalam rangkaian RC
4. Induktor

Induktor adalah komponen elektronik yang berfungsi menyimpan energi dalam bentuk medan magnet ketika arus listrik mengalir melaluinya.
5. Diode

Dioda adalah komponen elektronik yang berfungsi utama untuk mengalirkan arus listrik hanya dalam satu arah, sehingga sering digunakan sebagai penyearah (rectifier) dalam catu daya
6. Osilator kristal

Kristal kuarsa berfungsi sebagai komponen penghasil frekuensi yang sangat stabil dalam rangkaian osilator. Ia bekerja berdasarkan efek piezoelektrik
7. Generator AC

Generator AC (Alternating Current) adalah perangkat yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik arus bolak-balik, yang banyak digunakan dalam pembangkit listrik dan distribusi energi.
8. Ground

ground atau tanah merupakan titik atau referensi umum dalam rangkaian listrik yang digunakan sebagai acuan tegangan.ground tidak berarti selalu terhubung secara fisik ke bumi, tetapi lebih merujuk pada titik nol volt. dalam banyak sistem ground menjadi jalur balik arus yang penting agar arus listrik dapat mengalir dengan benar dari sumber daya ke beban dan kembali lagi.
1. Operational Amplifier (Op-Amp)
Op-amp atau penguat operasional adalah komponen aktif yang dirancang untuk memperkuat perbedaan tegangan antara dua inputnya, yaitu input non-inverting (+) dan inverting (–). Op-amp ideal memiliki gain terbuka (open-loop gain) tak hingga, impedansi input sangat tinggi, dan impedansi output sangat rendah. Dalam praktiknya, op-amp digunakan dengan konfigurasi umpan balik agar dapat berfungsi secara stabil dan sesuai kebutuhan aplikasi.
2. Feedback pada Op-Amp
Umpan balik (feedback) adalah proses di mana sebagian keluaran op-amp dikembalikan ke inputnya. Terdapat dua jenis utama feedback:
Umpan Balik Negatif (Negative Feedback): Tegangan keluaran dikembalikan ke input inverting untuk mengurangi sinyal kesalahan. Feedback ini digunakan untuk mengontrol gain dan meningkatkan linearitas serta stabilitas sistem. Contoh aplikasinya termasuk penguat inverting, non-inverting, integrator, dan diferensiator.
Umpan Balik Positif (Positive Feedback): Tegangan keluaran dikembalikan ke input non-inverting sehingga memperkuat sinyal kesalahan. Ini menyebabkan sistem menjadi tidak stabil secara sengaja, yang berguna dalam rangkaian seperti komparator dan osilator.
3. Rangkaian Osilator dengan Op-Amp
Osilator adalah rangkaian yang menghasilkan sinyal periodik tanpa memerlukan sinyal input eksternal setelah inisialisasi. Osilator bekerja dengan prinsip umpan balik positif yang memenuhi kondisi Barkhausen, yaitu:
Total gain loop ≥ 1
Fase total dari loop feedback adalah kelipatan 360° atau 0° (fasa kembali ke titik semula)
Beberapa jenis osilator berbasis op-amp antara lain:
Osilator Wien Bridge: Menghasilkan gelombang sinus dengan frekuensi stabil. Cocok untuk frekuensi audio.
Osilator Fase-Geser (Phase Shift Oscillator): Menggunakan jaringan RC untuk menghasilkan pergeseran fasa 180°, dikombinasikan dengan gain dari op-amp.
Astable Multivibrator: Menghasilkan gelombang persegi (square wave), sering digunakan sebagai pembangkit pulsa atau clock.
4. Stabilitas dan Frekuensi Osilasi
Desain osilator harus memastikan bahwa kondisi Barkhausen terpenuhi secara tepat agar frekuensi osilasi stabil dan amplitudo tidak meningkat atau menurun seiring waktu. Penambahan elemen pembatas atau pengatur gain seperti dioda atau lampu pijar kecil sering digunakan untuk menjaga kestabilan amplitudo sinyal.
Osilator Colpitts bekerja dengan prinsip umpan balik positif. Sinyal dari penguat diumpan kembali ke rangkaian tank melalui jaringan kapasitor. Umpan balik ini memberikan energi agar osilasi dapat berlanjut, menghasilkan gelombang sinus pada frekuensi resonansi rangkaian tank.
Komponen Utama colpitts oscillator adalah:
o Penguat: Biasanya menggunakan transistor (bipolar atau FET) atau IC op-amp untuk memperkuat sinyal.
Frekuensi osilasi (f) dari Colpitts Oscillator:


Osilator kristal adalah rangkaian elektronik yang menghasilkan sinyal periodik (biasanya sinusoidal) dengan frekuensi yang sangat stabil, menggunakan kristal kuarsa sebagai resonator.
Resistor
Pita atau gelang ke-1 menunjukkan nilai atau angka pada digit pertama, begitu pula pada gelang ke dua. Masing-masing warna pada pita memiliki nilai yang berbeda
Pita ke-3 menunjukkan jumlah angka 0 di belakang digit ke 2 atau dikalikan dengan 10^n, yang dimana n merupakan nilai pada warna pita ke 3
Pita ke-4 menunjukkan nilai toleransi dari resistor
Contoh :
Pita ke-1 : Coklat = 1
Pita ke-2 : Hitam = 0
Pita ke-3 : Hijau = 5 nol di belakang angka pita ke-2, atau dikalikan 105
Pita ke-4 : Perak = Toleransi 10%
Maka nilai resistor tersebut adalah 10×105 = 1.000.000 Ohm atau 1 MOhm dengan toleransi 10%
- Masukan 2 angka pertama langsung untuk nilai kapasitor.
- Angka ke-3 berfungsi sebagai perpangkatan (10^n) nilai kapasitor.
- Satuan kapasitor dalam piko farad.
- Huruf terakhir menyatakan nilai toleransi dari kapasitor.
- B = 0.10pF
- C = 0.25pF
- D = 0.5pF
- E = 0.5%
- F = 1%
- G = 2%
- H = 3%
- J = 5%
- K = 10%
- M = 20%
- Z = + 80% dan -20%
1. Sebuah rangkaian penguat memiliki gain tanpa umpan balik
. Jika diberikan umpan balik negatif dengan faktor umpan balik , berapakah gain tertutup dari sistem tersebut?Gunakan rumus gain tertutup (closed-loop gain) untuk umpan balik negatif:
2. Sebutkan dua syarat Barkhausen yang harus dipenuhi agar suatu rangkaian dapat berfungsi sebagai osilator!
Loop gain = 1, yaitu
Total fase dari loop = 0° atau kelipatan 360°
Karena , maka syarat pertama Barkhausen terpenuhi. Jika juga terdapat pergeseran fase total sebesar 0° atau 360°, maka rangkaian akan berosilasi.
1. Sebuah penguat operasional (op-amp) tanpa umpan balik memiliki gain
. Ketika dihubungkan dengan sistem umpan balik negatif dengan faktor umpan balik , berapa gain sistem dengan umpan balik tertutup ? Apakah gain meningkat atau menurun setelah diberi umpan balik?Gain dengan umpan balik , menurun dibandingkan gain awal (200).
Umpan balik negatif memang menurunkan gain tetapi meningkatkan kestabilan sistem.
2. Sebuah osilator Wien Bridge menggunakan dua resistor dan dua kapasitor identik. Jika nilai
, berapa nilai resistor yang dibutuhkan untuk menghasilkan sinyal osilasi sebesar 1 kHz?Rumus frekuensi osilasi Wien Bridge:
Nilai resistor yang dibutuhkan adalah sekitar 1.59 kΩ.
3. Sebuah rangkaian osilator memiliki penguat dengan gain
dan loop feedback .Tentukan apakah rangkaian ini akan mampu menghasilkan osilasi berdasarkan syarat Barkhausen.
Hitung loop gain:
Karena , rangkaian akan berusaha menghasilkan osilasi, namun bisa menyebabkan distorsi atau amplitudo meningkat terus jika tidak dikontrol. Agar ideal, gain sebaiknya disesuaikan agar .Rangkaian dapat berosilasi, tetapi perlu dikendalikan agar stabil karena . Diperlukan pengaturan gain untuk memenuhi syarat Barkhausen secara tepat.
A. Meningkatkan gain secara tak terbatas
B. Mengurangi kestabilan sistem
C. Menurunkan distorsi dan meningkatkan linearitas
D. Meningkatkan daya output ke beban
jawaban: C. Menurunkan distorsi dan meningkatkan linearitas
Umpan balik negatif mengurangi gain tetapi memperbaiki kestabilan, linearitas, dan menurunkan distorsi. Ini sangat penting dalam penguat presisi tinggi seperti op-amp.
2. Syarat Barkhausen yang harus dipenuhi agar rangkaian dapat berosilasi adalah...
A. Gain loop kurang dari 1 dan fase total 90°
B. Gain loop sama dengan 1 dan fase total 0° atau 360°
C. Gain tertutup sama dengan 0 dan input sama dengan output
D. Tidak boleh ada elemen reaktif dalam loop
Jawaban: B. Gain loop sama dengan 1 dan fase total 0° atau 360°
Syarat Barkhausen menyatakan bahwa untuk terjadinya osilasi:
Loop gain
Fase total sinyal kembali ke input = 0° atau kelipatan 360°, agar sinyal dapat memperkuat dirinya sendiri secara konstruktif.
3. Jenis osilator apa yang menggunakan kombinasi dua resistor dan dua kapasitor dalam konfigurasi jembatan dan biasanya memanfaatkan op-amp?
A. Osilator Colpitts
B. Osilator Hartley
C. Osilator Wien Bridge
D. Osilator RC Phase Shift
Jawaban: C. Osilator Wien Bridge
Wien Bridge Oscillator menggunakan dua resistor dan dua kapasitor dalam konfigurasi jembatan untuk menentukan frekuensi osilasi.
Cocok untuk frekuensi audio dan digunakan bersama op-amp.
Colpitts dan Hartley menggunakan induktor (LC), bukan RC.
RANGKAIAN 14.43
Komentar
Posting Komentar